Rabu, 18 September 2013

Mitos "Palasik Kuduang"

Mitos "Palasik Kuduang"



Mereka bertiga berbondong-bondong pergi ke tepian sungai yang berair tenang di belakang rumah pak Buruak yang seorang petani sayur di Nagari Koto Tinggi untuk melihat keanehan yang terjadi belakangan ini di Nagari mereka, sebut saja nama mereka Sutan, Rohana, serta Batar. mereka bertiga adalah kawanan yang selalu hilir mudik tiap harinya di sungai belakang rumah Pak Buruak setelah sepulang sekolah setelah mereka mendengar cerita mengenai apa yang terjadi di sekitar rumah pak Buruak pada belakangan ini. Sutan merupakan lelaki berparas melayu dan kulit berwarna kuning langsat yang bersekolah di salah satu sekolah negeri di nagarinya, ia termasuk anak yang sedang-sedang saja dalam bidang akademik dan juga anak yang penakut tapi disenangi teman-temannya karena sikapnya yang dermawan. Batar merupakan remaja yang berparas unik dengan rambut yang ikal dan berkulit agak kehitaman merupakan siswa yang paling pandai di kelas dan memiliki misi mulia dalam kehidupannya yaitu ingin membawa keluarganya dari kemelaratan ekonomi yang sedang mereka hadapi sekarang, sesuai dengan arti dari namanya sendiri M. Batar (Mambangkik Batang Tarandam) dengan di dorong oleh keinginan serta arti dari namanya tersebut, Batar menjadi anak yang pandai karena kegigihannya dalam belajar untuk mensukseskanmisinya tersebut. Lalu yang terakhir teman yang paling cantik dari mereka bertiga yaitu Rohana, perempuan berkulit kuning langsat ini memiliki mata yang indah serta rambut panjang yang terurai di punggungnya merupakan anak dari wali nagari tempat mereka tinggal.
Siang itu setelah pulang sekolah mereka bertiga berkumpul di rumah Rohana untuk pergi ke tepian sungai di belakang rumah Pak Buruak sebagaimana yang dilakukan mereka pada hari-hari sebelumnya. Namun dalam perjalan ke rumah Rohana, Sutan dan Batar bercakap mengenai cerita yang belakangan ini mereka dengar dari ayah Batar.
“Tar.. apa benar cerita yang disampaikan bapakmu itu?”
“aku juga tidak tahu Tan”
“kalau memang benar yang disampaikan oleh bapakmu itu, kita harus hati-hati Tar?”
“Lho.. memang kalau memang iya.. kenapa kita mesti hati-hati Tan?”
“iya jelas dong,, soalnya mana tahu selanjutnya yang menjadi korbannya orang-orang yang berada di sekitar kita ataupun bisa jadi mungkin kita Tar?”
“ah kamu jangan berpikiran seperti itu Tan”
Sutan termasuk manusia yang cerewet karena tidak henti-hentinya membicarakan cerita baru yang didapatkannya dari ayah Batar itu. Dari kejauhan Rohana bersorak memanggil Sutan dan Batar sambil melambaikan tangannya pada mereka berdua.
“Sutan...
“Batar...
“Cepat jalannya.. ada yang penting”
Dengan cepat tanggap Sutan dan Batar berlari menuju Rohana dengan langkah seribu, sambil napas mereka menjadi false, karena ketidak sesuaian mereka dalam bernapas antara menghirup dan menghembuskan setelah pacu lari tadi.
“kalian berdua sungguh lelet” kata Rohana dengan tersenyum.
“lelet saja seperti ini hasilnya Roih,, apalagi tidak lelet yang seperti katamu itu” gerutu Batar.
“jangan marah Tar. Aku kan cuman bercanda.. ayo masuk, kita makan dulu, ibu baru selesei masak.” Ajak Rohana.
“oh.. ini yang penting katamu ya roih” sambung Sutan
“iya Tan..”
“iya Tan.. ini memang penting.. soalnya aku juga belum makan..” sambung Batar dengan tersenyum.
“ah kamu memang manusia yang selalu lapar, tadi baru selesei makan sekarang kamu bilang belum makan”
“Bukan begitu Tan, tapi masakan ibu Rohana kan masakan favoritku” sambil mencibir Sutan
“ya sudah, ayo kalian masuk, ibu sudah menunggu kalian dari tadi.” Ajak Rohana
Mereka masuk ke rumah Rohana yang telah di tunggu ibu Ida di meja makan serta hidangan makan siang untuk mereka bertiga.
“siang bu..” sapa Sutan
“siang Tan, ayo duduk, ini sudah ibu siapkan makanan untuk kalian, soalnya Rohana bilang pada ibu kalau kalian mau kesini hari ini”
Mereka bertiga duduk di meja makan sambil bercerita-cerita dengan ibu Ida orang tua perempuan Rohana.
“oiya bu,, bapak Zul kemana bu?” tanya Sutan
“ooh.. bapak tadi pergi mengurus urusan di kantor sebentar Tan, oiya Sutan.. Batar... silahkan makan, jangan malu-malu”
Batar langsung dengan sigap mengambil nasi serta lauk tanpa rasa malu-malu, sedangkan Sutan hanya menggeleng melihat tingkah temannya yang satu ini, sedangkan Rohana menuangkan air minum ke gelas masing-masing mereka.
“ngomong-ngomong kalian bertiga setelah makan benar mau pergi ke tepian sungai belakang rumah pak Buruak?” tanya ibu Ida
“iya bu.” Jawab Sutan dengan semangat.
“tapi nanti kalian hati-hati ya, soalnya cerita dari para penduduk belakangan ini cukup mengkhawatirkan perasaan ibu nak”
“memang cerita apa itu ibu?” tanya Batar pura-pura tidak tahu.
“oh.. kalian belum pada tahu ya?”
“bagaimana kami tahu bu, ibu ataupun orang lain saja belum ada cerita pada kami.”jawab Sutan sambil mengunyah nasi yang ada dalam mulutnya.
“jadi begini, pak Ipul yang punya ladang di seberang sungai di belakang rumah pak Buruak sering melihat sesosok bayangan kepala yang melayang-layang di belakang rumah pak Buruak ketika senja hari setelah magrib dan tengah malam ketika para penduduk telah terlelap”
“haa..” Sutan dan Batar pura-pura melonjak kaget.
“kenapa kalian?” tanya Rohana dengan berpura-pura karena tidak ingin misi mereka nantinya diketahui oleh ibunya.
“tidak ada roih” jawab Sutan
“ibu percaya sama cerita itu bu?” tanya Batar.
“percaya tidak percaya Tar” jawab ibu.
Setelah selesei makan mereka duduk di pelataran rumah Rohana, sambil menceritakan tentang cerita itu, sedangkan ibu Ida di dapur mencuci piring makan yang mereka pakai tadi.
“Tar, aku teringat dengan cerita bapakmu kemaren tar” kata Sutan
“iya Tan, aku juga.”
“kalian ini bicara apa sih, masih cerita kemaren atau cerita yang disampaikan ibu tadi?” tanya Rohana
“itu roih, cerita yang disampaikan ibu tadi sepertinya sudah menjadi trend di kalangan penduduk nagari ini” kata Sutan
“memangnya benar ya kata bapak si Batar sama ibu tadi tuh ?” tanya Rohana
“bisa jadu Roih, soalnya belakangan ini ada suara-suara aneh terdengar di belakang rumah pak Buruak ketika senja hari, setelah suara itu menghilang secara berbarenagan disambut dengan teriakan panjang dari Istri pak Buruak, yaitu Ibu Ros. Begitu terus menerus di dengar oleh warga yang lewat rumah Pak Buruak belakangan ini “. Ucap Sutan.
“bisa jadi ya tapi kita belakangan ini tidak mendengarkannya, betul tidak ? ataukah itu mungkin memang suara ibu Ros yang sedang menahan sakit karena hentakan dari bayi yang sedang dikandungnya” jawab Batar
“bisa jadi betul kata Batar tuh Tan” sahut Rohana
“ya sudah.. kalau memang betul cerita orang-orang mengenai hal tersebut, mari kita buktikan kebenarannya sekali lagi, dan sekarang tidak usah sampai ke sungai seperti kemaren, tetapi kita lebih mendekat ke belakang rumah Pak Buruak, gimana?” ucap Sutan
“boleh juga usulanmu Tan” jawab Batar
“tapi aku takut” sela Rohana.
“jangan takut roih, ada aku di sampingmu” jawab Sutan sambil megang tangan rohana
“iya.iya.. makasih ya Sutan” jawab Rohana
“GOMBAL” kata Batar.
Siang itu setelah makan dan istirahat sejenak dengan melanjutkan cerita di meja makan tadi, mereka bertiga : Sutan, Rohana, dan Batar tidak pergi Ke sungai seperti biasanya tetapi lebih mendekat ke belakang rumah pak Buruak untuk membuktikan cerita orang mengenai hal yang aneh tersebut atas usulan Sutan. Dalam perjalan ke Belakang rumah pak Buruak mereka bertiga masih asik bercerita dengan topik yang sama di meja makan dan pelataran rumah Rohana. Sutan berjalan di depan diikuti Rohana dan Batar melalui jalan bersemak setinggi lutut, mereka berjalan dan terus berjalan tetapi Sutan dan Rohana merasa kalau mereka telah berjalan jauh tapi jalan yang dilaluinya itu ke itu saja, padahal rumah pak Buruak bila biasanya ditempuh dengan jalan kaki hanya memakan waktu 15 menit dari rumah Rohana, namun mereka sudah berjalan kurang lebih setengah jam namun mereka belum juga melihat rumah pak Buruak. Keanehan yang pertama yang mereka alami ini membuat bulu kuduk Rohana berdiri dan tangannya menggenggam erat tangan Sutan yang berjalan di depannya. Tidak satupun dari mereka yang berbicara dalam perjalanan setelah menemui keanehan ini, hanya patahan ranting kayu yang mereka injak terdengar serta suasana yang begitu dingin yang mereka rasakan dalam selama perjalanan ditambah hari hampir senja.
“Tan, kenapa jalan yang kita lalui sekarang terasa lama ya?” tanya Rohana
“tidak tahu roih, aku juga merasa begitu” jawab Sutan
“ah, kalian ini ada-ada saja, aku merasa biasa saja, itu kita hampir sapai tuh” gerutu Batar dari belakang
“Entah kenapa hal yang kami rasakan tidak dirasakan oleh Batar, mungkin karena Batar tidak percaya dengan cerita-cerita mistis yang disampaikan orang-orang, makanya Batar tidak merasakan keanehan dalam perjalanannya.”Ucap Sutan dalam hati.
Dari kejauhan tampak sudah rumah kayu milik Pak Buruak dengan bentuk atap bergonjong dilapisi seng yang sudah berkarat lalu dilindungi oleh pohon-pohon besar sekitar rumahnya yang membuat suasana menjadi sedikit menakutkan, karena rumah itu terlihat seperti tidak terurus karena banyaknya daun-daun yang gugur menyeraki pelataran rumah pak Buruak tersebut.
Singkat kata singkat cerita. Entah darimana datangnya Pak Buruak, sertatanpa diketahui mereka bertiga ternyata pak Buruak telah berdiri di samping Sutan sambil ikut memperhatikan apa yang sedang mereka bertiga perhatiakan, saat Sutan menoleh kesamping kanannya, maka Sutanpun terjerambab melihat kumis pak Buruak yang bergoyang karena tiupan napas dari hidungnya.
“sedang ngapain kalian bertiga disini, sambil memperhatikan rumahku? Apakah kalian mau mampir ya ke rumahku?” tanya pak Buruak kepada mereka bertiga
“kalau bapak mengizinkan kami untuk mampir, kami akan sangat senang dan berterima kasih pak” kata Batar dengan semangat.
Mendengar ucapan yang disampaikan Batar barusan membuat Sutan dan Rohana terkejut dan menambah rasa takut yang menyerang mereka berdua dari tadi sejak perjalanan kesini.Serta tanggapan dari pak Buruak yang mempersilahkan mereka untuk mampir ke rumahnya membuat mereka berdua semakin keranjingan dalam ketakutannya.
“boleh,, ayo mari” ajak Pak Buruak.
Tidak ingin mengecewakan pak Buruak, mereka bertiga berjalan mengikuti pak Buruak dari belakang, sambil Rohana berbisik pada Sutan mengenai situasi rumah Pak Buruak seperti rumah yang telah ditinggalkan penghuninya selama bertahun-tahun.
Singkat kata singkat cerita, Batar memulai pembicaraan dengan pak Buruak dengan pertanyaan apakah cerita yang disampaikan oleh orang-orang kampung benar adanya. pak Buruak menjawab dengan raut muka sedikit sedih.
“cerita apa yang ananda maksudkan?” tanya Pak Buruak
“cerita mengenai adanya bayangan kepala yang melayang tanpa anggota tubuh di senja hari ataupun pada malam hari lalu adanya badan yang berjalan tanpa kepala di sekitar rumah bapak serta adanya suara-suara aneh dan di akhiri dengan teriakan dari ibu Ros”
“ananda Batar, itu kan cuman cerita orang-orang kampung betul tidaknya bapak belum pernah mengalami atau menjumpai apa yang telah disampaikan orang-orang tersebut, namun dulu para nenek moyang kita percaya pada mitos manusia gaib yang disebut dengan Palasik
Palasik....” mereka bertiga serempak mengatakannya.
“iya, Palasik namanya, menurut kepercayaan nenek moyang kita Palasikbukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Palasiksangat ditakuti oleh ibu-ibu yang memiliki balita karena makanan Palasikadalah anak bayi/balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung jenis Palasik tersebut.” Kata pak Buruak
“lalu kenapa orang-orang membuat cerita seperti itu pak, yang diceritakannya kan pada sekitar rumah bapak sendiri?” tanya Rohana dengan terbata-bata
“Ilmu Palasik menurut kepercayaan nenek moyang kita sifatnya turun temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang Palasik maka anaknya pun akan dengan sendirinya menjadi Palasik” jawab Pak Buruak
“jadi Bapak dianggap oleh orang-orang sebagai keturun Palasik, begitukah Pak?” tanya Batar dengan semangat
“kemungkinan begitulah ananda Batar, tapi bapak tidak tahu apakah benar dulunya orang tua bapak seperti yang dikatakan oleh orang-orang kampung” jawab pak Buruak
“terus seberapa besar bapak tahu mengenai Palasik, pak?” tanya Sutan
“yang bapak tahu, pada umumnya cerita-cerita yang telah bapak dengar, Palasik bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada juga badannya yang bekerja mencari makan dan ada pula yang kepalanya melayang-layang mencari makan, Palasik yang lepas kepalanya ini disebut juga dengan Palasik Kuduang” jawab pak Buruak
“tadi bapak kalau tidak salah mengatakn bahwa tergantung jenis Palasik tersebut apa makanan yang dicarinya, memangnya ada berapa jenis Palasik itu pak?” tanya Batar
“jenis Palasik ada bermacam-macam anada Batar, menurut kepercayaan nenek moyang kita ataupun cerita yang berkembang pada orang-orang kampung ada beberapa jenis Palasik, yang pertama Palasik yang memakan bayi dalam kandungansehingga bayi tersebut lahir tanpa ubun-ubun atau mati dalam kandungan, yang kedua Palasik yang memakan bayi yang masih rapuh sehingga bayi tersebut sering sakit-sakitan akhirnya mati, dan yang terakhir Palasik yang memakan mayat bayi yang sudah dikubur” jawab pak Buruak
Tidak terasa waktu sudah senja dan kumandang adzan magrib sudah mulai terdengar di telinga mereka, Sutan yang sebagai kepala rombongan meminta izin untuk pamit pulang karena takut nantinya dicari oleh orang tua mereka. Dalam perjalan pulang Batar menegaskan kepada Sutan dan Rohana bahwa cerita-cerita tersebut hanya mitos yang dipercaya oleh nenek moyang kita sedangkan bapak Buruak hanya sebagai korban dari cerita orang-orang kampung sehingga tidak seorangpun orang kampung yang memiliki balita ataupun istrinya yang sedang mengandung mau mendekat padanya. Sungguh pemikiran yang harus di ubah dalam masyarakat kita sekarang “jawab Batar”.
Meskipun begitu yang telah dikatakan oleh Batar kepada Sutan dan Rohana, mereka berdua masih merasakan ketakutan lebih besar dari sebelumnya ditambah hari sudah mulai gelap yang membuat kengerian menyelimuti mereka berdua.

1 komentar:

  1. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada aki sUkrO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama aki sUkrO dan dengan senang hati aki sUkrO mau membantu saya..,ALHAMDULIL LAH nomor yang dikasi aki sUkrO semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi aki sUkrO DI =081 242 333 760 ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinya dan perlu anda ketahui kalau banyak dukun yang tercantum dalam internet,itu jangan dipercaya kalau bukan nama aki sUkrO

    apakah anda termasuk yang tercantung di bawah ini.?
    1. Di Lilit Hutang
    2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
    3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togei
    4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasiikan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…!!!
    Anda sudah berada Di blog yang sangat tepat anda bisa rubah nasib disini dengan angka rit
    al 2D=3D=4D
    Kami akan membantu anda semua dengan Angka 2D 3D atau 4D hAsil Riktual Kami
    Anda Cukup Mengganti Biaya Riktual Angka Nya Saja 300rb Dengan
    cara kirim pulsa 300 ribu di no:081 242 333 760
    kami hanya membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Otimis Anda bisa Menang…!!!
    Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual aki sUkrO 2D,3D,4D di jamin Tembus 100% terimakasih

    BalasHapus